Selasa, 13 Desember 2016

FILSAFAT DAN AGAMA

23.02 Posted by TyasSiti Nur Asiyah No comments
FILSAFAT DAN AGAMA
Filsafat berbeda dengan agama, tetapi juga ada yang menganggap agama sebagian bagian dari filsafat. Ketika kita mendefinisikan filsafat sebagai kegiatan yang menggunakan pikiran mendalam, menyeluruh, rasional, dan logis, agama tampak sebagai suatu pemikiran yang bukan hanya dangkal, melainkan juga suatu hal yang digunakan tanpa menggunakan pikiran sama sekali.
            Dari titik ini agama tampak sebagai hal yang malah menentang filsafat. Pertentangan ini tampak dalam berbagai ekspresi, yang paling tampak barang kali adalah pertentangan antara orang yang berpegangan teguh pada pikiran spekulatif serta tidak rasional agama dan para filusuf yang muncul ditengah-tengah meluasnya pemikiran agama. Kita dapat melihat pertentangan semacam itu pada era munculnya era pencerahan di Eropa, ketika para agamawan memusuhi para filsul dan pemikiran moderen. Misalnya Copernicus dengan filsafatnya dan pandangannya tentang alam semesta ~ bahwa pusat tata surya adalah matahari ~ ditentang oleh para agamawan (gereja) yang memegang pandangan lama bahwa pusat tata surya adalah bumi. Pertentangan ini mengakibatkan Copernicus dibunuh.
            Agama dan filsafat sebenernya memiliki kesamaan, yaitu bahwa keduanya mengejar suatu hal yang dalam bahasa Inggris disebut Ultimater yaitu hal-hal yang sangat penting mengenai masalah kehidupan, dan bukan suatu hal yang remeh. Orang yang memegang filsafat dan agama tentunya sama-sama menjungjung tinggi apa yang dianggapnya penting dalam kehidupan.
            Menurut David Trueblood dalam bukunya phylosophy of religion, perbedaan antara agama dan filsafat tidak terletak pada bidang keduanya, tetapi dari cara kita menyelidiki bidang itu sendiri. Filsafat berarti berfikir, sedangkan agama berarti mengabdi diri. Orang yang belajar filsafat tidak saja mengetahui soal filsafat, tetapi lebih penting adalah bahwa ia dapat berfikir. Begitu juga dengan orang yang mempelajari agama, tidak hanya puas dengan pengetahuan agama, tetapi butuh untuk membiasakan dirinya dengan hidup secara agama.
            William Temple mengatakan, “Filsafat itu menuntut pengetahuan untuk beribadat. Pokok dari bukan pengetahuan tentang Tuhan, akan tetapi hubungan antara manusia dan Tuhan.

FILSAFAT
AGAMA
Filsafat berarti berfikir, jadi yang pentingialah ia dapat berfikir
Agama berarti mengabdi diri, jadi yang penting ialah hidup secara beragama sesuai dengan aturan-aturan agama itu
Menurut William Tample, filsafat adalah menuntut pengetahuan untuk memahami
Agama menuntut pengetahuan untuk beribadat yang terutama merupakan hubungan manusia dengan Tuhan
C.S. Lewis membedakan “enjoymen” dan “contemplation”, misalnya laki-laki mencintai perempuan. Rasa cinta daisebut enjoymen, sedangkan memikirkan rasa cintannya disebut contemplation, yaitu pikiran sipecinta tentang rasa cintanya itu
Agama dapat dikiaskan dengan enjoymenatau rasa cinta seseorang, rasa pengabdia (dedication) atau contentmen.
Filsafat banyak berhubungan dengan pikiran yang diingin dan tenang
Agama banyak berhubungan dengan hati
Filsafat dapat diumpamakan seperti air telaga yang tenang dan jernih dan dapat dilihat dasarnya
Agama dapat diumpamakan sebagai air sungai yang terjun dari bendungan dengan gemuruhnya
Seorang ahli filsafat, jika berhadapan dengan penganut aliran atau paham lain, biasanya bersikap lunak
Agama oleh pemeluk-pemeluknya, akan diperhatikan dengan habis-habisan sebab mereka telah terikat dan mengabdikan diri
Filsafat, walaupun bersifat tenang dalam pekerjaannya, sering mengeruhkan pikiran pemeluknya
Agama disamping memenuhi pemeluknya dengan sangat dan perasaan pengabdian diri, juga mempunyai efek yang menenangkan jiwa pemeluknya. Filsafat penting dalam mempelajari agama
Ahli filsafat ingin mencari kelemahan dalam tiap-tiap pendirian dan argumen walaupun argumennya sendiri



Perbedaan :
1.      Obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita). Sedangkan obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu.
2.      Obyek formal (sudut pandangan) filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.
3.      Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainnya.
4.      Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
5.      Filsafat memberikan penjelasan yang terakhar, yang mutlak, dan mendalam sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder (secondary cause).
6.      Filsafat dan ilmu bersumber pada kekuatan akal, sedangkan agama bersumber pada wahyu.
7.      Filsafat didahului oleh keraguan, ilmu didahului oleh keingintahuan, sedangkan agama diawali oleh keyakinan.

Daftar Pustaka :
1. Ali Maksum, pengantar filsafat (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008)
2. Nurani soyomukti, pengantar filsafat umum (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2011)

0 komentar:

Posting Komentar