Kamis, 01 Desember 2016

Dimensi Pengetahuan Dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

09.34 Posted by TyasSiti Nur Asiyah No comments

            Setiap orang memiliki wawasan tentang pengetahuan sosial yang berbeda-beda. Beberapa berpendapat bahwa pengetahuan sosial itu meliputi peristiwa yang terjadi di suatu lingkungan masyarakat. Pendidikan ips sendiri bersumber dari beberapa disiplin ilumu, humaniora, disiplin ilmu pendidikan, kegiatan dasar manusia dalam masyarakat, dan tujuan pendidikan nasional yang semuanya harus dipikirkan dan dikembangkan secara integratif. Sapriya (2009:49). Secara konseptual pengetahuan hendaknya mencakup : (1) fakta; (2) Konsep; (3) Generalisasi yang dipahami oleh peserta didik.
            Bachtiar dalam (Supardan, 2011, hal. 50) mengemukakan bahwa fakta merupakan abstraksi dari kenyataan yang diamati, yang sifatnya terbatas dan dapat diuji kebenarannya secara empiris. Menurut Sapriya (2009:49) fakta adalah data yang spesifik tentang peristiwa, objek, orang, dan hal- hal yang terjadi (peristiwa). Jadi fakta adalah suatu data ataupun kenyataan yang diamati yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Dalam pembelajaran IPS, peserta didik diharapkan dapat mengenai berbagai jenis fakta khususnya yang terkait dengan kehidupannya. Namun pada dasarnya dakta yang disajikan untuk para peserta didik hendaknya disesuaikan dnegan usia dan tingkatan kemampuan berpikirnya. Misalnya untuk anak SD hendaknya memberikan berupa peristiwa, objek, dan hal-hal yang konkret sebagai contoh untuk mengenalkan daerah dataran tinggi dapat memberikan contoh gunung merapi sebagai contohnya sebagai benda konkret yang diketahui oleh anak-anak pada tingkatan SD jangan diberikan contoh yang membuat anak SD tersebut salah pemahaman mengenai materi yang diberikan, karena dengan memberikan contoh konkret terutama yang berada disekitar kita, maka akan lebih mudah bagi siswa SD tersebut untuk menangkap materi pembelajaran.
            Konsep merupakan kata-kata atau frase yang mengkelompok, berkategori, dan member arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan. Konsep merujuk pada suatu hal atau unsur kolektif yang diberi label. Dengan demikian, konsep merupakan cara berpikir menggeneralisasikan sejumlah angora kelas khusus ke dalam satu contoh model yang tidak Nampak, termasuk atribut semua contoh yang berbeda-beda. Namun konsep akan selalu direvisi disesuaikan dengan tingkatan pemahaman siswa dam juga disesuaikan dengan konsep menurut disiplin ilmu- ilmu sosial. Berikut contoh konsep menurut disiplin ilmu-ilmu sosial.

Sosiologi
Antropologi
Ekonomi
Geografi
Sejarah
Masyarakat
Sosialisasi
Peran
Status
Stratifikasi Sosial
Konflik sosial
Mobilitas sosial

Kebudayaan
Alkurturasi
Etnosentrisme
Tradisi
Difusi
Relativisme
Enkulturasi

Produksi
Distribusi
Spesialisasi
Pembagian kerja
Konsumsi
Kelangkaan
Permintaan

Lokasi
Jarak
Wilayah
Lingkungan
Perubahan
Pola ruang
Tempat
Nasionalisme
Kolonialisme
Imperalisme
Kontinuitas
Revolusi
Peradaban
Bias sejarah

            Konsep dasar yang relevan untuk pembelajaran ips diambil terutama dari disiplin-disiplin ilmu sosial. Banyaknya konsep yang terkait dengan lebih dari satu displin, isu-isu global, dan tema-tema yang berasal dari banyak dimensi ilmu sosial. Konsep-konsep tersebut tergantung pula pada jenjang dan kelas sekolah. Misalnya konsep “keluarga” dapat diambil dari sejarah, antropologi, sosiologi, bahkan ekonomi. Maksudnya bahwa dalam keluarga kita dapat mempelajari fakta sejarah dari kelurag tersebut, selain itu kita dapat mengetahui status dan peran keluarga dalam displin ilmu sosiologi, kita juga dapat mengetahui bagaimana suatu perubahan maupun tradisi di keluarga tersebut dan kita juga dapat mengetahui ekonomi keluarga.
Konsep yang dibentuk secara multi displin, seperti multicultural, lingkungan, urbanisasim perdamaian, dan globalisasi, berasal dari konsep disipln tradisional dan menjadi pemerkaya bagi kajian IPS Konsep-konsep ini muncul karena adanya persepsi sosial serta munculnya permasalahan sosial yang semakin kompleks. Hal ini telah dipandang sebagai cara alternatif dalam mengorganiasaikan konsep-konsep IPS.
Generalisasi merupakan suatu ungkapan/penyataan dari dua atau lebih konsep yang saling terkait. Generalisasi memiliki tingkat kompleksitas isi, disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Misalnya, apabila orang tidak mau memelihara hewan peliharaannya, maka hewan tersebut pasti mati namun memelihara hewan peliharaan dapat berakibat bagi orang lain disamping bagi pemiliknya sendiri.
Pengembangan konsep dan generalisasi adalah proses mengorganisir dan memaknai sejumlah fakta dan cara hidup bermasyarakkat. Merumuskan generalisasi dan mengembangkan konsep merupakan tujuan pembelajaran IPS yang harus dicapai oleh para siswa dengan bimbingan guru. Misalnya, bagi anak-anak siswa kelas rendah rumusan generalisasi disesuaikan dengan konsep dan tingkatan kemampuan berpikir: “semakin bertambah usia seseorang, semakin berbeda dalam kemampuan bekerja”. Hubungan antara generalisasi dan fakta bersifat dinamis.  Dengan memperkenalkan informasi yang baru dapat mendorong siswa untuk mengkondisikan terjadinya proses belajar bagi siswa. Generalisasi memberi kita sarana yang berguna untuk mengekspresikan hubungan natara akumulasi fakta dan informasi dengan cara yang sangat terorganisir dan sistematis Dengan informasi baru, para siswa dapat mengubah dan memperbaiki generalisasi yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun cara untuk memahami suatu generalisasi dan memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut.
1.      Generalisasi meliputi hubungan antardua atau lebih konsep
2.      Generalisasi bersinggungan dengan kelas/kelompok secara menyeluruh. Secara luas dapat diterapkan terhadap hal-hal yang umum bukan hanya kepada hal-hal yang khusus.
3.      Generalisasi merupakan abstraksi yang tingkatannya lebih tinggi disbanding konsep sebgian pengertian dari suatu hubungan abstrak antara konsep-konsep yang abstrak, generalisasi lebih abstrak daripada konsep.
4.      Genraliasasi berdasarkan pada inferensi. Generaliasi berasal dari pemikiran bukan pengamatan kita dapat dnegan mudah meihat bahwa sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal diigunkan dalam pertanian dan perhutanan, namun kita tidak dapat melihat bahwa semuanya digunakan dalam proses produksi.
5.      Generalisasi merupakan penegasan yang dapat dianggap sebagai kebenaran dan ketepatan. Apakah generalisasi itu benar dan akurat dapat diuji apabila orang setuju dengan konsep-konsep yang digunakan dalam generalisasi bahwa misalnya “sumber daya alam, tenaga kerja dan modal digunkan dalam semua proses produksi”, dapat diuji dengan cara membuktikannya melalui proses inkuiri.
Generalisasi bukan pernyataan atau penegasan yang verbalisme melainkan pernyataan yang kebenarannya perlu dibuktikan melalu perilaku yang nampak. 

0 komentar:

Posting Komentar