Jumat, 18 November 2016

Siapakah pemimpin pendidikan?

18.39 Posted by TyasSiti Nur Asiyah No comments
SIAPAKAH PEMIMPIN PENDIDIKAN
OLEH: TYAS SITI NUR ASIYAH
Pemimpin dalam benak kita pastilah terbersit seseorang yang menjadi pengatur, ataupun orang yang dapat mengatur ataupun. Pemimpin merupakan suatu kata yang disematkan kepada orang yang memimpin tersebut. Kemudian ada pula kata kepemimpinan yang sering terdengar pula, dimana kepemimpinan ini adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seorang  untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang ditetapkan.[1] Dengan demikian kepemimpian dapat dimaknai sebagai suatu kemampuan dalam mengatur suatu hal. Dimana dalam dunia pendidikan pun tak luput dari adanya suatu kepemimpinan pendidikan. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif fan efisien.[2] Berdasar pada definisi tersebut maka dalam konteks ini kepala sekolah, guru, wali kelas, pengawas, kepala kantor bidang pendidikan, hingga semua tenaga edukatif yang berada pada kantor dinas kepala direktorat dalam lingkup direktorat jendral pendidikan merupakan pemimpin-pemimpin pendidikan. Sehingga dalam hal tersebut setiap orang yang memiliki kemampuan dalam mempengaruhi ataupun mengatur dalam pelaksanaan pendidikan dapat disematkan sebagai pemimpin pendidikan. Pemimpin pendidikan kini sangat diperlukan sebagai satu bagian yang tak terpisahkan di era globalisasi seperti sekarang ini, dapat diliat berbagai fenomena pendidikan yang santer terdengar bukan hanya kabar baik pun kabar buruk tak luput mewarnai pendidikan Indonesia. Masuknya globalisasi hingga pengaruh kapitalisme yang kemudian menyebabkan hedonism di kalangan anak Indonesia dalam usia belajar pun kian hari kian menunjukan keberadaannya. Dalam hal ini tidak hanya memerlukan satu pihak saja yang perlu membenahi namun semua saling bahu membahu untuk kepetingan pendidikan di Indonesia. Mulai dari keluarga masyarakat hingga pemerintah memiliki andil penting dalam memajukan pendidikan Indonesia.
Sebagaimana disebutkan diawal bahwa pendidikan adalah urusan bersama begitupun harus ada suatu kepemimpinan pendidikan yang mampu menaungi itu semua menjadi suatu jalan dari berbagai permasalahan pendidikan yang terjadi maka dari itu peran pemimpin-pemimpin pendidikan ini kemudian menjadi suatu hal yang dapat dipertimbangkan. Pemimpin pendidikan dalam hal ini memiliki berbagai fungsi dalam dunia pendidikan seperti membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dan penuh rasa kebebasan jikalau pemimpin ini memang menerapkan suatu kebijakan maupun bersikap yang mampu menimbulkan rasa yang telah disebutkan tadi. Pemimpin pendidikan juga mampu membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan, dari fungsi mampu membantu kelompok dalam mengorganisir tersebut seorang pemimpin yang baik hendaknya memaksimalkan fungsi ini sebagai salah satu upaya pemimpin dalam menetapkan kebijakan guna pencapaian tujuan negara Indonesia  yakni mencerdaskan kehidupan bangsa yang dengan melakukan penetapan kebijakan-kebijakan baik terkait kurikulum, tenaga pendidik, peserta didik hingga persoalan pendidikan yang memerlukan kebijakan tertentu seperti misalnya konsepsi keadilan, persamaan ras dan gender dalam dunia pendidikan yang terkadang masih sering terjadi di dunia pendidikan di Indonesia.
Pemimpin pendidikan juga memiliki fungsi-fungsi lain seperti bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif. [3]
Berdasar pemaparan tersebut maka pemimpin pendidikan dapat berstatus pemimpin resmi atau yang biasa disebut “status Leader” atau formal leader” pun ada kepemimpinan yang tidak resmi. Dimana dalam kepemimpinan resmi ini dimiliki oleh mereka yang menduduki posisi dalam struktur organisasi pendidikan, baik secara resmi oleh ppihak atasan atau yang berwenang maupun karena dipilih secara resmi menjadi pemimpin oleh anggota staf pelaksana pendidikan di mana ia bekerja. Misalnya seperti kepala sekolah, kepala dinas pendidikan merupakan masuk ke dalam kategoripemimpin resmi. Sedangkan pemimpin tidak resmi adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi, memberi tauladan dan mendorong kea rah perbaikan kualitas kerja petugas-petugas penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran meskipun di dalam hierarki struktur organisais pendidikan mungkin ia tidak menduduki posisi pemimpin. Antara pemimpin resmi dan pemimpin tidak resmi ini seharusnya terjalin suatu koordinasi yang baik dimana kemudian mereka saling bahu membahu guna mewujudkan pendidikan indonesa yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Kemudian peran guru sebagai salah satu pemimpin pendidikan seharusnya dimaksimalkan karena guru merupakan bagian yang bertatapan langsung dengan peserta didik yang dapat memberikan suatu pengajaran ataupun pembelajaran penanaman nilai yang paling dekat dengan peserta didik setelah keluarga karena di Indonesia hampir seluruh orang tua dalam suatu keluarga memberikan pendidikan sekolah baik fprmal nonformal kepada putra putri mereka. Hal ini perlulah kemudian menjadi suatu motivasi bagi guru bahwa guru juga merupakan pemimpin pendidikan yang memiliki suatu kesempatan untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan di Indonesia melalui pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.
Meskipun kepemimpinan pendidikan kemudian menjadi salah satu jawaban untuk penentasan masalah pendidikan di Indonesia, perlu adanya suatu pemahaman kembali mengenai pemimpin seperti apa yang dibutuhkan oleh pendidikan di Indonesia. Menilik pada aliran filsafat kemudian ada yang relevan guna pelaksanaan pendidikan indoensia misalnya aliran humanisme yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi kemampuan, bakat dan potensinya dalam pembelajaran yang dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini kemudian dapat menjadi pertimbangan dalam proses pembelajaran yang dapat pula menerapkan aliran humanisme ini karena dengan aliran ini menempatkan peserta didik sebagai subjek yang kemudian dapat menumbuhkan kreativitas mereka karena terbiasa mengeksplor hal apa yang mereka miliki.
Peran pemimpin ataupun kepemimpinan pendidikan di Indonesia tidak melulu hanya mengenai kepala sekolah dan hal-hal yang berau statis lainnya yang menimbulkan citra hal yang tidak mungkin untuk bantu merubah pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik, tapi perlu diketahui bahwa kepimpinan bukanlah hanya tentang pemimpin formal namun ada pula pemimpin-pemimpin tidak resmi yang memiliki peranan dan fungsi yang tak dapat dipandang sebelah mata, maka jikalau kita belum mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin formal mulailah menjadi pemimpin tidak resmi yang dapat pula memberi kontribusi yang mampu meningkatkan pendidikan Indonesia dengan menggunakan strategi, kebijakan yang sesuai dengan memperhatikan aspek-aspek sosiologis pula yang terkadang terlupakan.



[1] Prof. Dr. H. Dadang Suhardan, dkk. 2014. Manajemen Pendidikan. Bandung : ALFABETA. Hlm. 125
[2] Prof. Dr. H. Dadang Suhardan, dkk. 2014. Manajemen Pendidikan. Bandung : ALFABETA. Hlm. 126
[3] Ibid. hlm. 126

0 komentar:

Posting Komentar