Sabtu, 19 November 2016

Pengembangan Pendidikan IPS di Masyarakat

20.03 Posted by TyasSiti Nur Asiyah No comments

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia yang lain demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu segala sesuatu   tidak terlepas dari kemasyarakatan misalnya seperti interaksi dengan masyarakat, organisasi masyarakat, struktur masyarakat, lembaga masyarakat maupun keanggotaan sebagai masyarakat. Dengan demikian sebagai makhluk sosial kita perlu mempelajari, memahami dan juga menerapkan hal-hal sosial dan pengetahuan sosial yang erat kaitannya dengan masyarakat. Hal tersebut dapat kita peroleh dengan mempelajari ilmu-ilmu sosial dan juga mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari yang mampu dijadikan sebagai pedoman berperilaku ditengah masyarakat yang didasarkan pada pengetahuan ilmu sosial yang telah dipelajari sehingga kita mampu berinteraksi dan beradaptasi dengan masyarakat secara baik. Selain itu pentingnya pembelajaran ilmu sosial dimaksudkan untuk menciptakan warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Maka dari itu untuk mendapatkan bekal mengenai ilmu sosial agar mampu menerapkannya diperlukan pembelajaran IPS bagi setiap individu, karena Pendidikan IPS membantu para peserta didiknya untuk mengembangkan kemampuan membuat keputusan-keputusan yang bersifat reflektif sehingga mereka dapat memecahkan masalah-masalah pribadi dan membentuk kebijakan umum dengan cara berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial, yang pada akhirnya akan bermanfaat ketika terjun secara langsung di masyarakat tempat ia tinggal.  
            Pendidikan ips merupakan disiplin ilmu pengetahuan yang mampu memberikan bekal bagi peserta didiknya mengenai kehidupan sosial, karena dalam Pendidikan IPS ini memiliki materi yang secara global. Maksudnya adalah materi dalam Pendidikan IPS itu berwawasan global sehingga mampu untuk membekali para peserta didik secara kognitif mengenai wawasan global dalam konteks kehidupan sosial. Selain itu juga bertujuan untuk membantu tumbuhnya pola pikir ilmuwan sosial dan juga analisis terhadap kondisi sosial yang ada di masyarakat. Adapun ruang lingkup materi Pendidikan IPS menurut (Gunawan, 2011, hal.22) diantaranya sebagai berikut.
1.      Tentang kesadaran diri; sebagai makhluk Tuhan, eksistensi, potensi dan jati diri sebagai warga dari sebuah bangsa yang berbudaya dan bermartabat sederajat dengan bangsa lain di dunia (tidak lebih rendah dari bangsa lain). Artinya bahwa peserta didik diharapkan mampu memiliki kesadaran diri terhadap dirinya mengenai status dan perannya sehingga tidak semena-mena ataupun bertindak tanpa perhitungan karena merasa dirinya mampu. Dalam materi PIPS ini memberikan bekal kepada peserta didik mengenai kesadaran diri baik secara individu maupun kesadaran sosial untuk lebih peka tehadap lingkungan sosialnya yang didasarkan atas kesadaran diri tersebut.
2.      Tentang kecakapan berpikir, seperti kecakapan berpikir kritis, menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Materi PIPS mengenai kecakapan berpikir ini diberikan agar kelak peserta didik menjadi warga negara yang kritis dan rasional serta logis dalam bertindak dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial di masyarakat.
3.      Tentang kecakapan akademik, tentang ilmu-ilmu sosial, seperti kemampuan memahami fakta, konsep, dan generalisasi tentang sistem sosial dan budaya, lingkungan hidup, perilaku ekonomi dan kesejahteraan, serta tentang waktu dan keberlanjutan perubahan yang terjadi di dunia. Kecakapan ini didasarkan atas cabang ilmu sosial yang dipelajari dalam Pendidikan IPS seperti sejarah, ekonomi, antropologi, geografi, hukum, filsafat, komunikasi yang disetiap disiplin ilmu terdapat konsep masing-masing yang memerlukan generalisasinya.
4.       Mengembangkan social skills, dengan maksud supaya pada masa yang akan datang kita tidak hanya menjadi objek penguasaan globalisasi belaka. Social skills ini dapat berupa kemampuan berinteraksi yang dapat dipelajari baik dari sosiologi maupun ilmu komunikasi.
 Pengembangan IPS di tengah masyarakat idealnya harus responsif dan menata diri dalam menghadapi globalisasi karena sekarang kita telah memasuki era globalisasi yang terkenal dengan modernisasinya dan kecanggihan serta kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu teknologi yang seakan terus memberikan inovasi di era sekarang ini seperti terciptanya mesin-mesin baru, penemuan-penemuan terbaru dalam konteks biologi maupun kesehatan. IPS cenderung lebih terkesan jalan di tempat dan masih belum mendapatkan posisi yang membanggakan ditengah era globalisasi ini. Maka muncul pertanyaan, apakah IPS masih mampu menjadi kekuatan pendidikan yang mampu menopang kehidupan umat manusia? Jika memang iya, bagaimana PIPS harus menempatkan diri sebagai sebuah disiplin ilmu?.
             Ada beberapa hal yang harus diperhatikan apabila PIPS ingin tetap eksis di era sekarang bersanding dengan disiplin ilmu lainnya, dan mempunyai kedudukan yang berarti dan membanggakan di mata umat manusia. Yang pertama yaitu perlunya perhatian terhadap kurikulum PIPS. Dalam hal ini pembaharuan kurikulum PIPS hendaknya bukan sekedar tambal sulam, tetapi lebih bersifat interdisipliner dan berorientasi pada “functional knowledge” serta aspirasi kebudayaan Indonesia dan nilai-nilai agama. Dalam pengembangan kurikulum ini dasarnya adalah mengikuti kurikulum nasional yang didasarkan pada standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagaimana terlampir, standar kelulusan, standar ketuntasan, struktur dan muatan kurikulum, standar proses pembelajaran, dan standard penilaian secara nasional yang dikeluarkan oleh BSNP dalam dokumen tersendiri. Berdasarkan standar  nasional tersebut, maka dikembangkanlah KTSP dengan muatan minimal terdiri atas  tujuan, struktur kurikulum, standar  ketuntasan minimal, muatan lokal, pengembangan diri, silabus dan RPP. Di sekolah-sekolah di lingkungan sekolah tertentu,  setiap guru di lingkungan sekolah tertentu tersebut  wajib  mengembangkan kurikulum mata pelajaran IPS yang diasuhnya  minimal  dalam bentuk  program tahunan, semesteran, silabus, dan RPP. Dalam menyusun kurikulum maupun progam-program pembelajaran agar dapat beradaptasi secara aktif dengan perkembangan yang terjadi maka pengembangan kurikulum perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, guru-guru di lingkungan hendaknya selalu melakukan up-date terhadap  silabus dan RPP IPS yang sedang  dioperasikan. Perubahan-perubahan dan pengembangan kurikulum akan dilakukan sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik ditingkat nasional maupun global. Sehingga kurikulum yang digunakan akan mampu mengikuti perkembangan zaman dan diharapkan mampu membekali peserta didik dengan kemampuan untuk menghadapi arus globalisasi seperti sekarang.
            Kedua, pengajar harus mampu menyajikan pengajaran/pembelajaran yang bersifat interdisiplin, berperan sebagai fasilitator pembelajar, dan menjadi problem solver baik di sekolah maupun di kampus dan ditengah masyarakat. Pengajar harus mampu memahami kebutuhan dasar lingkungannya, sehingga pengajaran PIPS tidak bersifat kering. Dalam hal ini peran tenaga pengajar juga merupakan hal yang penting dalam upaya mempertahankan eksstensi PIPS sehingga perlu adanya kemampuan guru untuk membawa proses belajar menjadi menarik.cara untuk membuat pembelajaran menarik di kelas yakni dengan memanfaatan kecanggihan teknologi yang ada di era ini. Seperti dalam membahas materi penyimpangan sosial, guru dapat menggunakan fasilitas internet untuk menunjukan penyimpangan sosial yang terjadi di tengah masyarakat ataupun membuat video animasi untuk memberikan materi pembelajaran agar siswa tertarik untuk belajar IPS dan pembelajaran tidak monoton.
            Ketiga, membangun hubungan yang sinergis antara LPTK, praktisi pendidikan, sekolah, pembuat kebijakan pendidikan, serta elemen environment guna melakukan sharing untuk menyusun kurikulum yang integratif dan responsif terhadap permasalahan-permasalahan riil, baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Dengan demikian kurikulum ini akan selaras dengan apa yang sedang berkembang sekarang sehingga kurikulum yang digunakan dan materi yang diberikan mampu membekali peserta didik pengetahuan untuk menghadapi perkembangan zaman. Selain itu juga melatih analisis terhadap kondisi sosial kelak dimasyarakat karena jika kurikulum menyajikan permasalahan yang riil maka mampu melatih kecakapan berpikir dan analisis peserta didik. Selain itu kurikulum IPS harus bersifat fleksibel, artinya senantiasa bisa diubah agar mampu mengikuti perkembangan zaman dan tidak ketinggalan zaman.
            Keempat, Paradigma kurikulum IPS berorientasi ke depan sehingga kurikulum PIPS mampu membuat estimasi kehidupan yang akan berlangsung 30-50 tahun yang akan datang. Hal ini dikarenakan peserta didik yang mempelajari materi IPS sekarang kelak bukan hanya mengaplikasikannya untuk satu atau dua tahun tapi sepanjang hidupnya, maka dari itu kurikulum harus mampu mengantisipasi hal tersebut dengan membuat kurikulum dengan orientasi beberapa puluh tahun kedepan.  Dari yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai cara agar PIPS tetap eksis maka diperlukan sinergitas dari beberapa komponen yang telah dijelaskan.
Dalam pengembangan IPS ini bukan hanya dilakukan di lingkungan sekolah guna mengembangkan potensi peserta didik, namun pengembangan IPS ini dapat digunakan untuk pengembangan masyarakat. Sebagaimana dikemukakan menurut (Suharto, 2009, hal.38), pengembangan masyarkaat fokus terhadap upaya menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi kebutuhan bersama, melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.  Pengembangan masyarakat lokal adalah proses yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Pengembangan IPS di masyarakat adalah salah satunya dengan pengembangan partisipasi sosial, dimana topik utama dari pengembangan partisipasi sosial ini yakni pengembangan kepekaan sosial dan menerapkan strategi pengembangan sosial. Adapun penjelaskan mengenai pengembangan kepekaan sosial dan pengembangan partisipasi sosial adalah sebagai berikut.
1.      Pengembangan kepekaan sosial, kepekaan adalah keadaan dimana mudah terangsang atau mudah merasa terhadap suatu kondisi. Apabila dikaitkan dengan kondisi sosial maka kepekaan sosial adalah keadaan seseorang yang mudah bereaksi terhadap permaslahan-permasalahan kemasyarakatan. Sehingga kelak peserta didik menjadi paham dan peka terhadap berbagai aspek kehidupan. Dengan PIPS diharapkan masyarakat memiliki kepekaan sosial karena sudah memiliki ponasi pengetahuan mengenai kehidupan sosial. Contohnya ketika terjadi masalah prostitusi di lingkungan tempat tinggalnya sebaiknya masyarakat peka terhadap adanya  dampak terhadap anak-anak di lingkungan prostitusi dan menindak tempat prostitusi  tersebut. Tindakan ini didasarkan atas kepekaan sosial yang melahirkan sebuah tindakan sosial.

2.       Pengembangan partisipasi sosial, pengembangan partisipasi sosial sejalan dengan tujuan ips bahwa aspek yang cukup penting dan perlu diterapkan kepada peserta didik adalah bagaimana agar mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat. Sebagai generasi muda, dalam berpartisipasi hendaknya didasari adanya pengetahuan dalam bertindak ketika berpartisipasi sehingga perlu adanya PIPS untuk memberikan bekal kepada peserta didik mengenai kehidupan sosial, selain itu pula PIPS mampu mengembangkan kemampuan dan potensi berpartisipasi melalui materi dan keterampilan yang diberikan oleh PIPS. Sehingga PIPS mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan masyarakat. 

0 komentar:

Posting Komentar