Sabtu, 19 November 2016

ANALISIS TEORI SOSIOLOGI DALAM FILM BEE MOVIE

19.32 Posted by TyasSiti Nur Asiyah No comments
Dalam film bee movie ini Barry seekor lebah yang baru lulus dari sekolah, seperti yang terdahulu bahwa lebah yang telah lulus pendidikannya harus bekerja di perusahaan penghasil madu.   Hal ini jika dianalisis dengan teori karl marx mengenai pemikirannya tentang proletariat, kapitalis, dan borjuis sangat jelas terlihat bahwa para lebah karena ketidakberdayaan mereka untuk menolak pemerintah (dalam film digambarkan dengan para lebah yang berkuasa sebagai petinggi perusahaan pembuat madu yang satu-satunya ada didalam sarang lebah tersebut) maka para lebah yang baru menyelesaikan pendidikannya diharuskan langsung menjadi pegawai seumur hidup pada perusahaan itu. Hal ini merupakan bentuk proletariat yang harus tunduk pada pemilik alat produksi (borjuis dalam film ini yakni penguasa pabrik).  Dan para penguasa pabrik yang memiliki alat produksi dalam film ini mempekerjakan lebah seumur hidupnya bahkan tidak mendapat cuti sekalipun selama 27 tahun. Jelas tergambar bahwa kapitalis disini digambarkan oleh pihak pemilik modal (lebah penguasa pabrik) dengan maksud agar madu yang diproduksi menjadi lebih banyak dan menghasilkan materi lebih banyak. Diperkuat pada adegan dimana ketika barry dan temannya akan memilih pekerjaan apa yang hendak dipilihnya untuk pekerjaan seumur hidup pada saat itu terdapat dua lebah yang mati karena kelelahan dan dari pihak pabrik dalam adegan itu seakan tidak peduli dan membiarkannya dan dengan santainya menjawab “terdapat dua lowongan kosong pada bagian ini karena dua lebah telah mati kelelahan, dan inilah hidup.” Hal ini sejalan dengan kapitalis yakni uang harus memproduksi lebih banyak uang tanpa memperdulikan kaum proletariat yang memberikan usahanya dalam hal tenaga maupun pemikiran kepada kaum pemilik modal, yang dipikirkannya hanyalah bagaimana produksi dapat menghasilkan materi yang lebih banyak lagi bagaimanapun caranya. dan juga terdapat eksploitasi dalam proses produksi itu (mulai dari menuntut untuk bekerja seumur hidup hingga tidak mendapat hak cuti) yang dimaksudkan untuk mendapatkan hasil materi yang lebih banyak. Sejalan dengan marx bahwa eksploitasi dan dominasi itu lebih dari sekedar distribusi  kesejahteraan dan kekuasaan yang tidak seimbang serta eksploitasi merupakan suatu bagian penting dari ekonomi kapitalis.  Barry yang saat itu tidak mau menjadi pekerja seumur hidup sempat berpikir kenapa para lebah tidak protes dengan sistem yang ditetapkan oleh pihak pabrik pembuat madu tersebut, namun tanggapan dari sang ayah adalah memang lebah akan bekerja di pabrik pembuat madu dan jika tidak bekerja disana apa yang mau dikerjakan. Hal ini menguatkan proletariat (lebah pekerja) bahwa mereka memang tergantung pada pabrik itu untuk mendapatkan upah guna pemenuhan kebutuhannya karena kaum proletariat tidak memiliki alat produksi sehingga mereka bergantung pada pemilik produksi.

Namun disisi lain film ini juga menceritakan tentang bangsa lebah yang kalah produksi dengan manusia karena memiliki alat produksi yang lebih kuat disbanding bangsa lebah sendiri, sehingga terjadilah pemberontakan dari barry dengan cara menuntut pihak manusia melalui perantara Vanessa di peradilan dan memenangkan gugatannya sehingga akhirnya pengadilan memutuskan madu tidak boleh sembarangan dikonsumsi manusia dan semua produk madu diseluruh dunia ditarik dan dikembalikan kepada lebah. Dalam hal ini jika dilihat melalui pemikiran marx yang menjelaskan tentang suatu revolusi karena menurut marx sebagai masyarakat haruslah mengambil alih secara cepat dalam berbagai bidang apapun. Jika dikaitkan dengan film ini bahwa kaum lebah yang berkedudukan sebagai proletariat jika dibandingkan dengan manusia yang berkedudukan sebagai borjuis dalam hal kapitalis, maka mereka melakukan sebuah revolusi dengan mengambil alih kekuasaan ekonomi yang ada dengan cara membawanya kepengadilan, karena sebagai masyarakat proletar mereka melakukan revolusi dengan maksud agar masyarakat juga tidak mempunyai stratifikasi kelas karena memiliki suatu alat, dalam artian sama rata karena karl marx mempunyai semboyan yang khas yaitu sama rata sama rasa.

0 komentar:

Posting Komentar