Senin, 28 November 2016

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

01.02 Posted by TyasSiti Nur Asiyah No comments
   Peranan Filsafat Pendidikan Islam
     Filsafat pendidikan Islam sebagai bagian atau komponen dari suatu system, ia memegang dan mempunyai peranan tertentu pada system dimana ia merupakan bagiannya. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, maka ia berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya. Filsafat pendidikan Islam, sebagai bagian dari filsafat Islam dan sekaligus juga sebagai bagian dari ilmu pendidikan. Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam bereperan dalam mengembangkan filsafat Islam dan memperkaya filsafat Islam dengan konsep-konsep dan pandangan-pandangan filosofis dalam bidang kependidikan. Dan ilmu pendidikan pun akan dilengkapi dengan teori-teori kependidikan yang bersifat filosofis Islami.
Secara praktis (dalam prakteknya), filsafat pendidikan Islam banyak berperan dalam memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai macam problem yang dihadapi oleh pendidikan Islam, dan memberikan pengarahan terhadap perkembangan pendidikan Islam.
1.      Pertama-tama filsafat pendidika Islam, menunjukkan problema yang dihadapi oleh pendidikan Islam, sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam, dan berusaha untuk mendalami duduk masalahnya. Dengan analisa filsafat, maka filsafat pendidikan Islam bisa menunjukkan alternative-alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah melalui proses seleksi terhadap alternative-alternatif tersebut, yang mana yang paling efektif, maka dilaksanakan alternative tersebut dalam praktek kependidikan.
2.      Filsafat pendidikan Islam, memberikan pandangan tertentu tentang manusia (menurut Islam). Pandangan tentang hakikat manusia tersebut berkaitan dengan tujuan hidup manusia dan sekaligus juga merupakan tujuan pendidikan menurut Islam. Filsafat pendidikan berperan untuk  menjabarkan tujuan umum pendidikan Islam tersebut dalam bentuk-bentuk tujuan khusus yang operasional. Dan tujuan yang operasional ini berperan untuk mengarahkan secara nyata gerak dan aktifitas pelaksanaan pendidikan.
3.      Filsafat pendidikan Islam dengan analisanya terhadap hakikat hidup dan kehidupan manusia, berkesimpulan bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan yang harus ditumbuhkan dan diperkembangkan. Filsafat pendidikan Islam menunjukkan bahwa potensi pembawaan manusia tidak lain adalah sifat-sifat Tuhan, atau Al asma` al husna, dan dalam mengembangkan sifat-sifat tuhan tersebut dalam kehidupan kongkret, tidak boleh mengarah kepada menodai dan merendahkan nama dan sifat Tuhan tersebut. Hal ini akan memberikan petunjuk pembinaan kurikulum yang sesuai dan pengaturan yang diperlukan.
4.      Filsafat pendidikan Islam, dalam analisanya terhadap masalah-masalah pendidikan Islam masa kini yang dihadapinya, akan dapat memberikan informasi apakah proses pendidikan Islam yang berjalan selama ini mempu mencapai tujuan pendidikan Islam yang ideal, atau tidak. Dapat merumuskan di mana letak kelemahannya, dan dengan demikian bisa memberikan alternative-alternatif perbaikan dan pengembanyannya.
Dengan demikian menurut Zuhairini peranan filsafat pendidikan Islam, menuju kedua arah, yaitu arah pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam, yang secara otomatis akan menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan Islam, dan kedua ke arah perbaikan dan pembaharuan praktek dan pelaksanaan pendidikan Islam.

Keistimewaan Filsafat Pendidikan Islam
Dibandingkan dengan bermacam aliran filsafat modern yang ada dewasa ini, kita melihat beberapa pokok pemikirannya dalam pendidikan di antaranya yang mempunyai pengaruh yang sangat mendalam terhadap sitem pendidikan.  Kalau filsafat berusaha mengkaji pangkal segala hal sampai keujungnya, begitu juga mengkaji hubungan dan kaitan antara manusia dan pencipta jagat raya, mak filsafat Al-Qur`an meliputi semua itu secara meyakinkan. Jikalau pendidikan berusaha melihat individu dan pertumbuhannya pada manusia ini saja, maka Al-Qur`an al Karim menyajikan konsepsi pendidikan bagi makhluk seluruhnya termasuk manusia. Al-Qur`an menyebutkan tentang tumbuhnya makhluk dengan manusia, dan juga tentang sifat-sifat manusia. Al-Qur`an menekankan adanya system dalam ala mini dan masyarakat. Juga disebutkan tentang tujuan pendidikan terutama dengan melatih jiwa dan mengatur tingkah laku. Filsafat pendidikan yang disandarkan pada Al-Qur`anul Karim bersifat menyeluruh dan terpadu sebagaimana ia juga mengandung prinsip-prinsip berikut :
1.      Berdasarkan paham Ketuhanan
Filsafat pendidikan Islam menurut Al-Qur`an dasarnya adalah akidah tauhid. Filsafat pendidikan Islam bersumber dari wahyu Tuhan; hal ini member arti bahwa pendidikan Islam tujuan akhirnya adalah terpeliharanya hubungan antara hamba dengan Tuhan secara baik, tujuan kehidupan manusia tidak lain adalah menuju ridha Ilahi. Tujuan paling mendasar dari filsafat pendidikan Islam  dengan paham Ketuhanan ini, yang merupakan tujuan masyarakat dan individu muslim yang hakiki nadlah mendapat kebahagiaan kekal di sisi Allah.
2.      Berwawasan luas, lengkap dan sempurna
Filsafat pendidikan Islam pembahasannya luas sekali, meliputi semua aspek kehidupan, sejarah, kurun waktu dan alam semesta. Filsafat pendidikan Islam memandang manusia secara utuh, mendidiknya dari smeua segi; seksualnya, raganya, pikiran, akhlak, aqidah sosialdan sebagainya. Filsafat pendidikan Islam mempersiapkan manusia dalam kehidupan dunia ini, memandangnya sebagai sarana kehidupan akhirat yang langgeng, tempat manusia berpindah sesudah mati.
3.      Bersifat harmonis
Filsafat pendidikan Islam memberikan sesuatu yang harmonis bagi kehidupan manusia; adanya keseimbangan jasmani dan rohani, material dan spiritual, individu dan masyarakat, antara kemantapan dan gerak perubahan
4.      Mapan serta menerima inovasi
Mapan diartikan di sini sebagai sifat-sifat, kaidah pokok yang kekal tidak berubah, tetapi dalam kerangka umum ia juga dapat menerima inovasi atau pembaharuan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada dalam masyarakat.
5.      Terbuka bagi segala pengalaman manusia yang baik
Filsafat pendidikan Islam haruslah bersifat terbuka terhadap segala pengalaman kemanusiaan yang baik, sebab hikmah itu merupakan barang yang hilang dari tangan orang mukmin, dan ia akan mengambilnya dimana benda itu ditemukan kembali.
6.      Pemikirannya lurus dan hasilnya terukur dan manfaatnya dapat dirasakan dalam hidup dan kehidupan

Adapun manfaat mempelajari filsafat dan filsafat pendidikan yaitu sebagai berikut.
1.      Manfaat mempelajari filsafat
a.       Hidup dan kehidupan akan selalu bergerak, baik kea rah positif maupun negative, dan selalu menyeret manusia. Apalagi bagi individu yang hidup dalam masyarakat yang mengalami transisi dan pergeseran nilai-nilai kehidupan. Hal-hal demikian kadang-kadang dihadapi dengan kesiapan atau mekanisme diri yang labil sehingga tidak jarang mengalami krisis batin, dengan tingkat yang berbeda-beda. Dalam hal seperti ini, individu yang sudah memiliki filsafat hidup, akan dapat mengantisipasinya dengan damai, sehingga terhindar dari berbagai hal yang negative dalam hidup dan kehidupannya.
b.      Tiap pribadi punya pandangan hidup atau filsafat hidup sendiri-sendiri yang menentukan perilakunya. Hal ini member indikasi bahwa setiap orang seyogyanya mempunyai pandangan hidup yang benar-benar diyakini kebenaran dan kebaikannya sehingga menghasilkan perilaku yang bermanfaat bagi diri dan lingkungnnya.
c.       Setiap individu punya hak dan kebebasan untuk menentukan pandanganhidup yang dia pilih. Hal ini member arti, bahwa stiap perilaku yang dilakukan, merupakan keputusan batin sendiri dan demikian juga member arti bahwa manusia telah punya kebebasan dan kepribadian sendiri.
d.      Perlu memahami filasfat, bagaimanapun tingkat kemampuan yang ada. Walaupun seseorang yang yahu tentang ilmu filsafat dalam kadar yang sedikit, itupun dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

2.      Mafaat mempelajari filsafat pendidikan
Ali Saifullah HA mengemukakan beberapa nilai manfaat yang mungkin dapat diperoleh dengan mempelajari filsafat pendidikan bagi setiap pendidik :
a.       Memberi kesempatan untuk melatih diri mengadakan perenungan mendalam, atau membuat teori, sekalipun teori yang dihasilkan belum sempurna.
b.      Terbuka untuk memahami secara mendalam terhadap problema essensial, dan juga mengenai dasar-dasar pertimbangan yang dapat digunakan dalam menyelesaikan problem pendidikan.
c.       Melatih berpikir kritis dan reflektif dalam penyelesaian berbagai problema hidup dan kehidupan, terutama problem pendidikan.
d.      Selalu berusaha meninjau kembali oandangan dasar-dasar pendidikan yang selama ini dianggap benar, dengan adanya kenyataan-kenyataan baru yang mungkin saja berbada bahkan bertolak belakang.

    Daftar Pustaka
1. Said, Muhammad. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta : Mitra Pustaka

2. Zuhairini. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara

0 komentar:

Posting Komentar